Translate

Friday 8 February 2013

JANJI ITU SUNGGUH DI UJI @ About Life and Love

JANJI ITU SUNGGUH DI UJI...  1
(Perjalan hidup pertama di Brisbane, Australia )

Pada saat kami berdiri di depan Altar,di hadapan Pastur hampir 22 th yang lalu untuk mengucapkan Janji Pernikahan kami untuk saling setia, dalam Sakit dan Sehat, dalam susah dan senang, dalam Untung dan Malang, tidak pernah terpikirkan atau tebayangkan hal yang jelek, semuanya terasa akan begitu indah dalam bahtera rumah tangga yang akan kami lalui . Seperti pasangan yang lain tentunya, kami juga mengharapkan mempunyai keturunan, pada saat belajar agama sebelum pernikahan, di hari terakhir, kami berdua berjanji untuk akan tetap bersama, saling setia, walaupun seandainya kami tidak di karunia anak, dan kami berdua menandatangani janji itu. Waktu berjalan dalam rumah tangga kami banyak masalah - masalah yang timbul, karena kami berasal dari back ground keluarga yang berbeda, terlebih lagi di saat saya keguguran dan akhirnya dinyatakan oleh dokter tidak mungkin mempunyai keturunan, sungguh sangat menyedihkan dan cukup menggoyangkan rumah tangga kami. Walaupun terseok - seok kami tetap berusaha untuk mempertahankan rumah tangga kami. Suatu hari kakak Andre mengusulkan kami untuk pindah ke Australia, saya sangat tertarik, tetapi tidak demikian dengan Andre, namun akhirnya kami memutuskan untuk mencoba saja dulu,semuanya ini kami lakukan demi keutuhan rumah tangga kami. Sambil menunggu proses pengurusan visa ijin tinggal di Australia, kami memutuskan untuk pergi berlibur ke Australia, untuk lebih mengetahui, dan mengenal keadaan, situasi kehidupan serta budayanya,sambil belajar bahasa untuk mengisi waktu. kebersamaan kami yang biasanya di jakarta sulit untuk didapatkan ternyata di sini waktu bersama kami full 24 jam sehari .Hal ini yang membuat kami dapat mengenal lebih dekat pribadi dan sifat satu sama lain, yang sebelumnya selama 6 th pernikahan kami seperti dua orang asing yang tinggal di bawah satu atap, namun tidak saling mengenal sifatnya, semua hanya kulit luarnya saja yang terlihat. Walaupun kehidupan kami disini sangatlah sederhana, jauh sekali berbeda dengan kehidupan kami di Jakarta. Tidurpun kami hanya beralaskan kasur pompa yang di pinjamkan oleh teman yang kebetulan kami di kenalkan dari jakarta, dan yellow pages sebagai kursi saat kami menerima tamu, serta sebuah mobil ford tua yang kuat membawa kami sampai ke Sydney. Tetapi disinilah kami sungguh merasakan begitu KasihNya Tuhan kepada kami berdua, kami begitu berbahagia sebagai pasangan suami istri yang belum pernah kami rasakan sejak kami menikah selama 6 tahun lalu. Dia tidak ingin kami berpisah, tetapi ingin kami mengenal lebih dekat lagi satu sama lain, maka Dia membuat rencana ini menempatkan kami berdua di brisbane ini. Setelah 7 bulan kami tinggal disini dan study kami juga sudah selesai, Agent yang menggurus visa tinggal kami,menyarankan kami untuk kembali ke Indonesia, karena kami mengajukan visa dari sana,jadi kami harus menunggu di Indonesia sampai visa ijin tinggal tetap di setujui. Bersambung...Janji itu sungguh di uji... ( kembali ke Jakarta )

No comments:

Post a Comment