Translate

Monday 6 January 2014

GELOMBANG ITU TAK PERNAH BERAKHIR( Bagian 2 )

Bagian..... 2

Keberhasilan usaha katering kami ini mendapat perhatian dari kakak suami ku dan dia bersama temannya menawarkan untuk mengajak kami bergabung dalam usaha restoran. Mulanya usaha ini berjalan sangat baik, namun kemudian mereka berusaha untuk merubah menu dan target pasarnya. Saat itu karena merasa tidak ada kesepakatan lagi diantara kami, maka saya dan suami mengundurkan diri dari usaha bersama ini.

Beberapa waktu berselang akhirnya awal th. 2004, kami mencoba membuka usaha resto sendiri dengan nama " Dapur Bali ", usaha kami maju pesat tanpa harus membayar biaya iklan, dari mulut ke mulut akhirnya banyak orang tahu tentang reso kami yang menyajikan makanan Halal authentic  Indonesia, sehingga kami juga sering mendapat pesanan untuk tour bagi orang - orang dari singapura dan Malaysia . Sangat bersyukur sekali semua orang yang membantu di resto sangatlah loyal dan pekerjaan keras, mereka semua ibu - ibu Indonesia yang kebetulan para suaminya sedang study Phd di Brisbane.

Di akhir tahun pertama usaha resto kami  membuahkan hasil memuaskan , sebagai rasa Syukur kepada Tuhan, kami memutuskan untuk melakukan ziarah ke Lourdes sesuai dengan kerinduanku dalam Surat yang ku tulis kepada Bunda Maria, sebagai tanda terima kasih bila suami ku sembuh dari penyakit kankernya, dan kami mendapatkan juga  rumah yang di impikan serta bila di beri rejeki, semuanya itu Tuhan telah genapi, maka kami percaya bahwa Inilah saatnya untuk membalaskan kasihNya yang begitu besar yang telah di limpahkan kepada kami.

Sungguh suatu suka cita kami dapat mengunjungi Lourdes, saat itu hujan deras turun dan udara sangat dingin karena itu adalah bulan Desember, namun kami sangat bersyukur karena dapat sampai didalam groto dan berdoa disana, sebab saat itu sangat sepi . Saat menyalakan lilin selain membawa ucapan syukur kepada Bunda Maria yang telah meneruskan doa permohonan kami kepada Putranya, saya juga membuat permohonan baru untuk kesembuhan Andre dari penyakit gagal ginjalnya, meski saat itu dia belum menjalankan cuci darah, namun fungsi kedua ginjalnya sudah mulai menurun hanya tinggal 30% saja, sehingga dia cepat merasa lelah dan kakinya sering bengkak .

Waktu terus bergulir di bulan may 2006 suami ku mendapat surat panggilan dari dokter Kanker untuk test ulang karena mereka mendeteksi sesuatu di lehernya yang diperkirakan itu sel Kanker. Saat itu yang dapat aku  lakukan hanyalah berdoa dan menguatkan suami ku . Hasil test yang kedua menunjukan bahwa benar benjolan pada leher suami ku itu adalah Kanker, sehingga dia harus menjalankan operasi lagi dan radiasi setelah itu . Puji Tuhan akhirnya suami ku dinyatakan bebas dari kanker di awal 2007 .


 Namun kebahagian ini tidaklah berlangsung lama, kedua ginjal suami ku keadaannya sudah semakin parah dan fungsinya hanya tinggal 10% saja, maka Dokter ahli Ginjal mengharuskan suami ku untuk menjalankan cuci darah.Untuk cuci darah ini suami ku harus menjalani training terlebih dahulu seminggu tiga kali di rumah sakit selama enam jam sehari. Hal ini sangat tidak mudah bagi dia karena dia mempunyai needle phobia 
( ketakutan akan jarum suntik ), sehingga karena ketakutannya ini sering kali tangannya menjadi bengkak dan membiru bahkan beberapa kali dia sempat tidak sadarkan diri. Dengan keadaan suami ku ini, aku juga mengalami dampaknya dalam usaha yang kami jalan kan, karena suami ku tidak dapat lagi membatu secara penuh usaha kami ini, oleh karena keadaannya yang mulai melemah. Akhirnya kami memutuskan untuk menutup usaha Resto. Karena  sudah tidak ada waktu untuk menjualnya, kebetulan juga masa sewa tempat sudah akan berakhir maka kami memutuskan untuk tidak memperpanjang lagi. Cukup berat bagi kami harus kehilangan usaha sebagai mata pencaharian, namun saat itu kesehatan suami ku adalah yang utama, dan kami percaya bahwa Tuhan pasti mempunyai jalan yang terbaik.

Bersambung....

No comments:

Post a Comment