BERTEMAN DENGAN PENYAKIT YANG DIDERITA.
Sebuah lukisan yang dipajang disalah satu dinding rumah sakit menjadi perhatian ku, lukisan itu mempunyai karakter dan warna yang menarik,meskipun agak sulit di artikan maknanya sebab itu adalah lukisan abstrac, tetapi aku sangat tertarik melihatnya. Ada catatan kecil disamping lukisan itu mengenai bio data si pelukis dan arti dari gambar yang di lukisnya. Pelukis gambar itu bernama Troy cowley, dia adalah salah seorang pelukis Australia yang bergabung dengan wesley Mission, sebuah yayasan yang berkonsentrasi pada homelessness, disability, and disadvantage people. Dia sendiri didalam bio datanya mengatakan bahwa dia adalah seorang cacat mental dan penyakit ini sudah dideritanya sejak tahun 1990, sehingga dia jatuh kedalam obat - obatan serta minuman keras sebagai upaya dirinya untuk menolak penyakit yang dideritanya ini.
Dia menamakan penyakitnya itu Black Dog ( Anjing hitam ), penyakit ini tak mungkin hilang dan ada kalanya bertambah parah dalam saat tertentu, kecintaanya pada seni lukis telah mampu membuat dia dapat berteman dengan penyakitnya ini, lukisan yang di buatnya didalam catatan itu mengisahkan bagaimana black dog
menguasai dirinya, namun akhirnya dia dapat membuat black dog yang ada didalam dirinya itu menjadi berwarna - warni, sehingga meskipun masih tetap mempunyai sakit mental, dia sudah dapat menguasai dirinya dan bila penyakit itu datang dia menyalurkannya kedalam karya lukis.
Manusia pada umumnya sangat sulit menerima kenyataan bila dirinya terkena penyakit apapun itu, terutama penyakit yang sifatnya kritis, disaat kita tidak mau menerima kenyataan, hidup ini akan semakin terasa berat, sebab beban yang di bawa bukan hanya penyakit yang di derita saja, melainkan ada penyakit lainnya yang akan timbul yaitu stress dan depresi yang pada akhirnya membuahkan
keputusasaan semata.
Dengan mau menerima kenyataan bila diri ini dalam keadaan menderita sakit dan tidak menolak penyakit itu melainkan berteman dengan dirinya maka hidup yang kita jalani akan terasa lebih ringan. Semoga
No comments:
Post a Comment